4 SRATEGI SURPLUS BERAS 10 JUTA TON



Kementrian Pertanian menetapkan 4 STRATEGI SURPLUS BERAS 10 JUTA TON, yaitu dengan mencetak sawah baru seluas 300 ribu ton ha dan optimasi lahan 350 ribu ha secara bertahap yang diantaranya adalah;


Melakukan Perbaikan Jaringan Irigasi

Hampir disemua lahan pertanian pasti ada yang namanya irigasi, ada irigasi teknis dan non teknis, yang kita coba gali bukanlah pada pengertianya tentang irigasi melainkan bagaimana kita memperbaiki jaringan irigasi. Banyak yang sudah melakukan bagaimana air dapat mengairi lahan pertanian, ada yang membuat sebuah Embung/wadah air biasanya dilakukan oleh tanah darat untung menampung air dimusim hujan dan digunakan untuk mengairi lahan pertanian, ada yang menggunakan disel/alat penyedot air, semuanya adalah usaha untuk memperbaiki lahan pertanian kita, contoh dari Pengairan Berselang.

Berbagai dana dari pemerintah telah diberikan kepada para petani kita, Bantuan Mesin, Bantuan Irigasi P3A. Kita sebenarnya bisa menganggarkan alokasi untuk Dana Bidang Pertanian di tingkat Desa, yaitu pada saat Rapat Pembuatan Anggaran Dasar Desa (ADD). Dari Perwakilan Kelompok Tani/Gapoktan mengajukan Anggaran kebutuhan mereka untuk masing-masing kebutuhan lahan pertanian, masing-masing tergantung dari Kepala Desa/Lurah yang keluar ada yang tidak juga ada, Tapi Apabila Lahan Pertanian berhasil maka mata pencaharian yang dominan di suatu desa pasti akan taat membayar pajak karena PETANI SEJAHTERA DESAPUN AKAN MENGIKUTI.


Penerapan teknologi SRI (System Of Rice Intensification) dan Perluasan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).

Teknologi ini sudah disosialisasikan di masing-masing Desa oleh para THL-TBPP dan PPL dan sudah di praktekan dilahan pertanian di tingkat Desa yang mempunyai Tanman Padi untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat di sini SLPTT dan SRI


Penurunan konsumsi beras dengan penganekaragaman konsumsi pangan dari sumber karbohidrat dari beras menjadi non beras.

Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, budaya yang sulit untuk dirubah yaitu "Apa bila belum makan nasi dik

atakan belum makan". Pemerintah sedang menggalakkan penganekaragaman konsumsi pangan beralih dari beras ke bahan pokok lain seperti, singkong, jagung, dan umbi-umbian memang memerlukan waktu untuk beradaptasi. ”Untuk beralih ke bahan makanan pokok lain, memang diperlukan waktu untuk beradaptasi, tetapi harus dicoba agar tidak selalu tergantung pada beras. Paradigma yang mengatakan belum makan bila belum menyantap nasi akan diubah menjadi makan beragam bergizi seimbang.”


Penyempurnaan Manajemen melalui peran serta BUMN untuk peningkatkan produksi dan penguatan cadangan beras nasional dan peras serta Pemerintah Daerah untuk mendukung, merealisasi dan mempercepat peningkatan produksi dan cadangan daerah.

Peran serta masing-masing komponen sangatlah penting, Para Perusahaan buatlah produk pertanian yang dibutuhkan petani dengan menjaga kualitas dan kuantitas produk pertanian, Pemerintah sebagai pengawas dan pemegang kebijajan apabila perusahaan ini mengecewakan petani tegurlah dan berikan sanksi apabila sudah diluar batas. Pemerintah Daerah awasi setiap lahan pertanian yang ada masing-masing daerah, Tolaklah para investor yang akan menjadikan lahan produktif untuk pertanian sebagai lahan perumahan, bantulah petani kita yang merupakan mayoritas pencaharian, Bangkitkan Kelompok Tani, Gapoktan dan KTNA. Kalo bukan kita yang memperhati lingkungan siapa lagi ? "Suatu negara akan berkembang manakala orang yang memimpinya melihat serta menganyomi apa yang diinginkan masyarakatnya".


Oleh; Yusuf Bahtiar

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Previous Post Next Post
Post ADS 1
Post ADS 1